kamar hotel,
Padma Hotel 19 Feb 10 Bandung
Tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, bahkan bingung bagaimana cara berbicara dengan diri sendiri. Bertahan dengan tampang bodoh seharian ini, mungkin akan tetap bertampang bodoh untuk sesi selanjutnya.
Bagaimana caranya mencairkan suasana yang beku seperti es saat kau tidak unya secuil pun kemampuan untuk menjadi ‘api’.
Bagaimana caranya melemaskan otot2 kekakuan saat kau tak mampu menjadi minyak pijat paling mujarab.
Hidup dengan keterbatasan yang terbatas membuatmu tak mampu bergerak bahkan sejengkal. Dadamu sesak. Matamu sakit. Meronta sedemikian rupa sehingga sendi2mu berderak.
Maka ketika hidup itu adalah sebagian kecil dari pengorbanan. Maka ketika nafas adalah ironi dari ketidakmandirian. Ketika kau tergantung dengan aliran darah, maka disadari bahwa kau adalah manusia, yang tidak mampu menumpu diri sendiri.
Siapa bilang kau hebat. Siapa yang menyangka kau kuat. Tak lebih hanya secuil detak jantung yang tak terlihat eksistensinya. Terlempar, terkubur di antara ratusan juta detak serupa. Masihkah kau mampu berkata, dirimu adalah segalanya.
Merasa dunia berputar di sekelilingmu dan kau porosnya, padahal kita terengah mengejar angin yang tak terlihat seakan mengejar asa yang tak tergapai penglihatan kita.
masihkan kita merasa penting, jika untuk satu detik ke depan saja kau tak yakin kalau kau masih ada.
being (un)significant at their scale 